Pages

Navigation Menu

featured Slider

Featured Post

Random Post

Buku Pariwisata


Salah satu potensi pariwisata di Kota Pekalongan adalah potensi wisata kerajinan batik, hal ini mendapat apresiasi dari Unesco sehingga pada tahun 2014 Kota Pekalongan mendapat predikat Kota Kreatif Dunia Berbasis Kriya dan Kesenian Rakyat. Disinilah, para wisatawan yang berkunjung di Kota Pekalongan akan menikmati wisata berbasis kerajinan batik mulai dari belajar membatik, berkunjung ke museum batik, kampung batik sampai dengan belanja batik di Kota Pekalongan. Tidak hanya Batik, namun potensi wisata lain juga dapat menjadi tujuan wisata seperti pantai dan pelabuhan yang menjadi sektor maritim unggulan di Kota Pekalongan, seni dan budaya, kuliner lokal yang beraneka ragam serta event-event skala nasional maupun internasional menajdi destinasi wisata yang menarik yang wajib dikunjungi. Kami berharap kehadiran Buku Panduan Wisata ini dapat menjadi panduan untuk berwisata di Kota Pekalongan. Keindahan, keunikan dan keramahtamahan masyarakat tersebar diberbagai sudut Kota Pekalongan.


Sekilas tentang Hari Jadi Kota Pekalongan ke-110Th

Pekalongan- Memeriahkan Hari Jadi ke 110 tahun yang jatuh pada Jum’at (1/4) kemarin, Pemerintah Kota Pekalongan gelar Kirab Budaya dan istighosah bersama seluruh elemen masyarakat.
Kirab digelar dengan start dari Alun-alun Kota Pekalongan dan finish di lapangan jatayu. Dalam kirab tersebut tampak Walikota Pekalongan di dampingi sang istri, Wakil Walikota yan gjuga didampingi sang istri serta jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) berjalan dengan mengendarai andong yang berbalut hiasan-hiasan batik. Disusul barisan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), tokoh masyarakat, komunitas, serta elemen masyarakat lainnya.
Melihat kemeriahan yang disuguhkan pemkot untuk rayakan hari jadinya, warga pun langsung memadati sepanjang jalan yang dilalui peserta kirab budaya tersebut. Kirab disajikan dengan kesederhanaan berbalut nuansa tradisional jawa. Pakaian adat jawa lengkap, serta properti lain juga disuguhkan. Tidak hanya itu, alunan musik angklung dan marching band juga turut menambah kemeriahan itu. Ditambah dengan adanya gunungan hasil bumi dari keempat kecamatan se kota Pekalongan yang diarak bersama dengan rombongan lain.
Walikota Pekalongan, Alf Arslan Djunaid mengatkan bahwa dalam Hari Jadi kali ini pihaknya mengusung tema kreatifitas dan Keberagaman budaya penggerak ekonomi menuju Pekalongan lebih sejahtera. Sehingga konsep yang disajikan juga menyesuaikan, yaitu dengan mengangkat budaya-budaya tersebut dalam sebuah rangkaian acara.
termasuk hari ini, kami gelar kirab budaya yang dilanjtkan dengan istighosah bersama masyarakat,” kata walikota yang akrab disapa Alex tersebut. Ia melanjutkan bahwa pada Hari Jadi kali ini pihaknya sengaja tidak mengundang pejabat-pejabat tinggi dari kementrian atau mana pun. hanya melibatkan partisipasi seluruh elemen masyarakat, termasuk ratusan komunitas-komunitas yang ada di Kota Pekalongan.
Lebih terkesan sederhana dengan ketradisionalan jawanya, kami juga tidak mengundang pejabat tinggi baik dari kementrian atau manapun. Hanya saja nanti tanggal 4, kebetulan Kota Pekalongan diamanati untuk menjadi tuan rumah Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah Jawa Tengah (Musrenbangwil) yang nantinya akan dihadiri langsung oleh Gubernur Jateng, Bapak Ganjar Pranowo,” (http://pekalongankota.go.id/)
Peluncur ATM KUR MIKRO Bank Jateng | Doc. Dishubparbud Kota Pekalongan

Peluncuran ATM KUR  | Doc. Dishubparbud Kota Pekalongan

Fashion Show | Doc. Dishubparbud Kota Pekalongan

Kirab Hari Jadi | Doc. Dishubparbud Kota Pekalongan

Gunungan Buah | Doc. Dishubparbud Kota Pekalongan

Gunungan Nasi | Doc. Dishubparbud Kota Pekalongan

Pameran Lukisan | Doc. Dishubparbud Kota Pekalongan

Pameran Lukisan | Doc. Dishubparbud Kota Pekalongan

Workhsop Batik | Munresbangwil | Doc. Dishubparbud Kota Pekalongan

Workhsop Batik | Munresbangwil | Doc. Dishubparbud Kota Pekalongan

Workhsop Batik | Munresbangwil | Doc. Dishubparbud Kota Pekalongan

Workhsop Batik | Munresbangwil | Doc. Dishubparbud Kota Pekalongan

Wayang Santri | Dalang Ki Enthus | Doc. Dishubparbud Kota Pekalongan

Wayang Santri | Dalang Ki Enthus | Doc. Dishubparbud Kota Pekalongan

Wayang Santri | Dalang Ki Enthus with Bapak Alex Walkot Pekalongan | Doc. Dishubparbud Kota Pekalongan

Wayang Santri | Dalang Ki Enthus | Doc. Dishubparbud Kota Pekalongan


Badan Promosi incar 4 event besar


KOTA – Badan Promosi Pariwisata Kota Pekalongan (BP2KP)langsung bergerak untuk mempromosikan pariwisata Kota Pekalongan. Selama tahun 2016, setidaknya ada empat event besar yang diincar BP2KP, baik sebagai ajang promosi maupun ikut terlibat di dalamnya untuk menggelar acara yang dapat menarik wisatawan.
Empat event tersebut diantaranya, menggelar kegiatan lomba handling tray competition atau lomba membawa nampan sambil berjalan yang akan disisipkan dalam momen HUT Kota Pekalongan, 1 April mendatang. Kemudian BP2KP juga akan ikut serta dalam Gebyar Wisata dan Budaya Nusatara di Jakarta pada bulan Mei.
Event selanjutnya yang akan dimanfaatkan BP2KP untuk promosi pariwisata Kota pekalongan yaitu table top yaitu pertemuan pengusaha wisata yang akan dilaksanakan di Pemalang. BP2KP juga akan memanfaatkan momentum Hari Batik Nasional untuk menggelar event festival batik demi memeriahkan momentum tersebut.
Rangkaian jadwal kegiatan BP2KP itu, dipaparkan saat audiensi dengan Pj Walikota Pekalongan, Prijo Anggoro BR, Senin (25/1) di Ruang Kerja Walikota.
Ketua BP2KP, Cucut Suranto mengatakan, BP2Kp akan mencoba menambah dan meciptakan kegiatan-kegiatan baru demi mendongkrak pariwisata Kota Pekalongan. “Kami akan menambah, dan menciptakan kegiatan-kegiatan agar lebih promotif. Sehingga nantinya bisa menjaring kedatangan wisatawan lebih banyak lagi,” kata dia.
Tidak hanya membuat event-event menarik, BP2KP juga akan bekerjasama dengan sejumlah travel agent. Salah satunya BP2KP sudah berkomunikasi dengan Asosiasi Biro Perjalanan Indonesia (ASITA) Kota Semarang untuk membawa wisatawan mancanegara yang datang dengan kapal pesiar untuk berkunjung ke Kota Pekalongan.
Selama ini, kata dia, wisatawan dengan kapal pesir yang singgah di Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang berwisata di Candi Borobudur. “Harapan kami, wisatawan dengan kapal pesiar nanti bisa didatangkan ke Kota Pekalongan,” harapnya.
Cucut menambahkan, nantinya BP2KP Kota Pekalongan juga akan melakukan roadshow ke sejumlah kota untuk memperkenalkan potensi pariwisata di Kota Pekalongan. Diantaranya yang menjadi target adalah Jakarta.
Menurut dia, Jakarta sangat potensial karena masyarakat disana sudah jenuh dengan berbagai destinasi wisata yang sudah ada seperti Puncak, Bogor, maupun Bandung. “Kami akan manfaatkan situasi itu, dan menawarkan Kota Pekalongan menjadi salah satu tujuan wisata baru,” kata dia.
Untuk menyambut wisatawan yang berkunjung ke Kota Pekalongan, BP2KP telah menyiapkan sarana akomodasi. Diantaranya layanan ojek pariwisata, dan becak wisata di Stasiun Pekalongan. “Mereka adalah penyambung lidah yang akan menunjukkan tempat-tempat yang bisa didatangi wisatawan. Karena itu, kami akan membina tukang becak yang ada di Stasiun Pekalongan. Mereka akan kami didik, dan beri seragam. Minimal nanti dikursuskan Bahasa Inggris, sehingga mereka siap ketika ada wisatawan mancanegara,” paparnya.
Pj Walikota, menyambut baik rencana yang akan dilakukan oleh BP2KP tersebut. “Kalau dilaksanakan secara matang, ini bagus sekali. Saya sangat mendukung karena di sini butuh momentum, butuh hiburan,” terangnya.
Namun ia berpesan kepada BP2KP Kota Pekalongan untuk menyiapkan obyek wisata, kuliner, hotel dan fasilitas transportasi. “Setelah tiba di Kota Pekalongan, mau dibawa kulineran dimana? Lalu berkunjung ke IKM mana, ke hotel mana? Ini harus disiapkan,” pesan dia.(nul)
(SUMBER : RADAR PEKALONGAN, 26-01-2016)

Tari Batik


Kota Pekalongan sudah lama dikenal sebagai Kota Batik merupakan salah satu kota di Jawa Tengah dengan sebagian besar penduduknya menggantungkan hidupnya dari industri batik sehingga seni dan budaya yang ada di kota pekalongan cukup banyak yang mendapat pengaruh dari kegiatan membatik. Keanekaragaman seni dan budaya tradisional maupun modern yang ada di kota Pekalongan dapat bersinergi dengan baik yang mencerminkan pola kehidupan masyarakat majemuk yang tentu saja keberadaannya patut dipertahankan dan dilestarikan. Kesenian terkait Batik yang tumbuh di Kota pekalongan, diantaranya adalah Tari Batik. Tari Batik ini mendapat perhatian yang cukup tinggi bagi Pemerintah Kota Pekalongan.

Tari Batik adalah Sebuah Tarian Kreasi khas Kota Pekalongan yang menggambarkan sebuah proses membuat batik, terdiri dari 12 langkah pembuatan batik yaitu:
1) Nyungging 
2) Njaplak
3) Nglowong 
4) Ngiseni 
5) Nyolet 
6) Mopok 
7) Ngelir 
8.) Nglorod              
9) Ngrentasi  
10) Nyumi’I 
11) Nyoga 
12) Nglorod


12 Langkah tersebut menjadikan Indonesia mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai Pewaris Budaya Tak Benda untuk Kemanusiaaan, ( Intangible Cultural Heritage For Humanity ). Melalui hasil  Kreatifitas seniman Kota  Pekalongan  maka terciptalah Tari Batik Sebagai Identitas Kesenian Khas Kota Pekalongan Sekaligus untuk mewujudkan Pekalongan Sebagai Kota Batik Sesuai dengan Branding Kota Pekalongan “World’s city of Batik”. 

Sintren


Sintren (atau juga dikenal dengan Lais) adalan kesenian tari tradisional masyarakat Jawa, khususnya di Cirebon. Kesenian ini terkenal di pesisir utara Jawa Barat dan Jawa Tengah, antara lain di Indramayu, Cirebon, Majalengka, Jatibarang, Brebes, Pemalang, Tegal, Banyumas, Kuningan, dan Pekalongan. Kesenian Sintren dikenal sebagai tarian dengan aroma mistis/magis yang bersumber dari cerita cinta kasih Sulasih dengan Sulandono. 

Kesenian Sintren berasal dari kisah Sulandono sebagai putra Ki Bahurekso Bupati Kendal yang pertama hasil perkawinannya dengan Dewi Rantamsari yang dijuluki Dewi Lanjar. Raden Sulandono memadu kasih dengan Sulasih seorang putri dari Desa Kalisalak, namun hubungan asmara tersebut tidak mendapat restu dari Ki Bahurekso, akhirnya R. Sulandono pergi bertapa dan Sulasih memilih menjadi penari. Meskipun demikian pertemuan di antara keduanya masih terus berlangsung melalui alam gaib.

Pertemuan tersebut diatur oleh Dewi Rantamsari yang memasukkan roh bidadari ke tubuh Sulasih, pada saat itu pula R. Sulandono yang sedang bertapa dipanggil oleh roh ibunya untuk menemui Sulasih dan terjadilah pertemuan di antara Sulasih dan R. Sulandono. Sejak saat itulah setiap diadakan pertunjukan sintren sang penari pasti dimasuki roh bidadari oleh pawangnya, dengan catatan bahwa hal tersebut dilakukan apabila sang penari masih dalam keadaan suci (perawan). sintren jg mempunyai keunikan tersendiri yaitu terlihat dari panggung alat-alat musiknya yang terbuat dari tembikar atau gembyung dan kipas dari bambu yang ketika ditabuh dengan cara tertentu menimbulkan suara yg khas.


Sintren diperankan seorang gadis yang masih suci, dibantu oleh pawang dengan diiringi gending 6 orang. Gadis tersebut dimasukkan ke dalam kurungan ayam yang berselebung kain. Pawang/dalang kemudian berjalan memutari kurungan ayam itu sembari merapalkan mantra memanggil ruh Dewi Lanjar. Jika pemanggilan ruh Dewi Lanjar berhasil, maka ketika kurungan dibuka, sang gadis tersebut sudah terlepas dari ikatan dan berdandan cantik, lalu menari diiringi gending. 
(https://id.wikipedia.org/wiki/Sintren)

Panjang Jimat













Pehcun


Peh Cun adalah dialek Hokkian untuk kata pachuan (Hanzi: ??, bahasa Indonesia: mendayung perahu). Walaupun perlombaan perahu naga bukan lagi praktik umum di kalangan Tionghoa-Indonesia, namun istilah Peh Cun tetap digunakan untuk menyebut festival ini.
Festival ini dirayakan setiap tahunnya pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek dan telah berumur lebih 2300 tahun dihitung dari masa Dinasti Zhou. Perayaan festival ini yang biasa kita ketahui adalah makan bakcang (Hanzi: ??, hanyu pinyin: ròuzòng) dan perlombaan dayung perahu naga. (Sumber: http://id.wikipedia.org/)


Perayaan Peh Cun ini pada awalnya adalah untuk mengenang Qu Yuan (Hanzi: ??) (339 SM - 277 SM). Dia adalah seorang menteri negara Chu (Hanzi: ?) di Zaman Negara-negara Berperang. Ia adalah seorang pejabat yang berbakat dan setia pada negaranya, banyak memberikan ide untuk memajukan negara Chu, bersatu dengan negara Qi (?) untuk memerangi negara Qin (?). Namun sayang, ia dikritik oleh keluarga raja yang tidak senang padanya yang berakhir pada pengusirannya dari ibu kota negara Chu. Ia yang sedih karena kecemasannya akan masa depan negara Chu kemudian bunuh diri dengan melompat ke sungai Miluo. Ini tercatat dalam buku sejarah Shi Ji.


Lalu menurut legenda, ia melompat ke sungai pada tanggal 5 bulan 5. Rakyat yang kemudian merasa sedih kemudian mencari-cari jenazah sang menteri di sungai tersebut. Mereka lalu melemparkan nasi dan makanan lain ke dalam sungai dengan maksud agar ikan dan udang dalam sungai tersebut tidak mengganggu jenazah sang menteri. Kemudian untuk menghindari makanan tersebut dari naga dalam sungai tersebut maka mereka membungkusnya dengan daun-daunan yang kita kenal sebagai bakcang sekarang. Para nelayan yang mencari-cari jenazah sang menteri dengan berperahu akhirnya menjadi cikal bakal dari perlombaan perahu naga setiap tahunnya.

Di Kota Pekalongan, perayaan Peh Cun menjadi salah satu agenda tahunan atraksi budaya. Tahun 2015 ini perayaan digelar selama 3 hari. Dua hari pertama adalah perhelatan pasar malam yang berpusat di Kelenteng Po An Thian di Jalan Belimbing Pekalongan Timur yang dikenal sebagai Pecinan nya Kota Pekalongan. Di pasar malam ini banyak lapak yang menjual kuliner khas Pekalongan dan khas Tiongkok, khususnya Bakcang yang adalah ikon kuliner khas Festival Peh Cun. 


Yang istimewa dalam pentas seni adalah hadirnya kembali wayang Potehi setelah 30 tahun tidak diadakan di pekalongan. Wayang potehi adalah wayang boneka yg telah ada sejak dinasti Jin (264 m). Dan masuk Indonesia sekitar abad 16-19. Wayang ini menampilkan kisah legenda kepahlawanan dan kepercayaan Tionghoa.
Hari terakhir adalah kegiatan melarung sesembahan. Larungan ini diadakan di Pantai Pasir Kencana diana berbagai kegiatan diadakan seperti penampilan Barongsai, Liong, Lomba mendirikan telur, Kebaktian, hingga puncaknya adalah melarung sesembahan. Berbagai sesembahan ditaruh di kapal naga yang kemudian diarak ke pinggir pantai untuk kemudian dibakar. 
Festival Peh Cun 2015 bersamaan dengan bulan puasa Ramadhan. Acara melarung tidak seramai tahun lalu dikarenakan para pendukung kegiatan banyak juga yang muslim, khususnya di kesenian barongsai san liong. Namun semangat dan energy kecintaan akan tradisi semakin nampak terlihat. 

Silahkan menikmati warna warni dokumentasi perayaan Pehcun di Pekalongan...
(sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Peh_Cun)

Popular Posts