KOTA – Pemkot Pekalongan, resmi melaunching logo baru Kota Pekalongan, Jumat (30/1) pagi. Dirangkai dengan sejumlah kegiatan lainnya, launching logo berlangsung meriah karena disertai berbagai hiburan antara lain musik dari Aurora Jacuzzy dan Tarian 3 etnis ARJATI (Arab,Jawa,dan Tionghoa) yang diiringi oleh 3 sanggar (Garuda Mas, El-Fata Stain Pekalongan, Laras Wisata DISHUBPARBUD).
Rangkaian launching logo, diawali dengan sepeda sehat K3 rutin yang diikuti oleh pejabat dari seluruh SKPD, organisasi kemasyarakatan, dan siswa sekolah. Finish di komplek Kantor Walikota. Acara diawali dengan pertunjukan berbagai macam tari tradisional. Kemudian launching logo di tandai dengan pelepasan balon oleh Walikota Pekalongan dan FKPD.
Tak hanya launching logo, dalam acara tersebut juga dilakukan launching logo pelayanan prima Pemkot Pekalongan, penyerahan ISO 9001:2008 sistem manajemen mutu untuk dua SKPD, Inspektorat dan BPMP2T, penandatanganan MoU pertanian antara Kodim Pekalongan dengan DPPK serta ditutup launching logo HUT Kota Pekalongan ke-109. Dalam konferensi persnya, Walikota Pekalongan, dr HM Basyir Ahmad menerangkan, ada dua hal penting yang dilaunching sekaligus, yaitu logo baru Kota Pekalongan dan logo pelayanan prima. Pelayanan prima diterapkan sesuai instruksi presiden terkait revolusi mental.
“Sesuai pesan DPRD dalam catatan pengesahan Perda, logo baru harus disosialisasikan dan hari ini kami mulai lakukan agar seluruh masyarakat tahu. Dengan logo baru, kami ingin merubah citra kekuasaan kekuasaan menjadi pelayanan. Kemudian sesuai instruksi presiden tentang revolusi mental, dan kami sudah belajar ke salah satu rumah sakit, akhirnya kami buat logo dan tagline pelayanan prima Pemkot Pekalongan,” beber Walikota didampingi Sekda, Dwi Arie Putranto, Kepala Diskominfo, Sri Budi Santoso dari perwakilan Orang Pekalongan (OPEK), Yuwono Imanto. Ditanya berapa biaya yang digelontorkan untuk perubahan logo, Walikota menjelaskan bahwa untuk perubahan logo APBD hanya digunakan untuk menggelar sayembara perubahan dan sosialisasi logo baru di tingkat kota. Sementara untuk dampak perubahan pada aset di SKPD, dibebankan kepada masing-masing.
“Total tidak mencapai Rp 200 juta untuk perubahannya dan sosialisasi. Kalau pergantian emblem, lalu sosialisasi di instansi-instansi itu kami klonengan (iuran). Ada juga sponsor dari BUMN dan BUMD untuk ikut mensosialisasikannya. Yang jelas kami berhemat dan tidak mengeluarkan anggaran yang besar,” kata Walikota.
Kepala Diskominfo, Sri Budi Santoso menambahkan, launching logo yang dilaksanakan hari itu menjadi satu bagian kecil sosialisasi yang mulai digalakkan Pemkot Pekalongan. Selebihnya akan dilakukan sosialisasi lanjutan lewat berbagai bentuk, namun tanpa mengeluarkan anggaran yang besar.
Mengenai masih adanya kontroversi logo baru di tengah-tengah masyarakat, Sri Budi menganggap hal itu sebagai sebuah dinamika yang pasti muncul ketika ada sesuatu yang baru. Yang terpenting, tugas Pemkot adalah terus melakukan sosialisasi dan penjelasan makna logo agar semakin dimengerti masyarakat. “Kami terima adanya pro kontra, itu bentuk aspirasi dan dinamika perubahan,” kata dia. Dirinya berharap, penilaian masyarakat terhadap logo baru bukan hanya secara visual saja tapi juga kepada sisi filosofis. Melalui logo itu, Pemkot berharap dapat memberi panduan dan apresiasi terhadap nilai identitas Kota Pekalongan yang selama ini sudah dikenal luas oleh masyarakat. (nul)
(SUMBER : RADAR PEKALONGAN, 31-01-2015)
http://www.pekalongankota.go.id/CreativeCity/
http://www.pekalongankota.go.id/CreativeCity/
0 komentar: